kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudra
sempit lauitan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku
1966
Total Pageviews
Pandangan/Komen/Apa Saja
RENUNGAN HARI INI
Janganlah kita suka menangguhkan kerja. Kerja hari ini, kita buat hari ini. Jangan tunggu besok.
kata Ibnu Umar; "Apabila kamu berada pada waktu petang, janganlah menunggu pagi. Apabila kamu berada pada waktu pagi, janganlah menunggu waktu petang..."
kata Ibnu Umar; "Apabila kamu berada pada waktu petang, janganlah menunggu pagi. Apabila kamu berada pada waktu pagi, janganlah menunggu waktu petang..."
Rujukan
IBU ~ D Zawawi Imrom
Monday, February 25, 2013Posted by umat66 at 9:46:00 PM
Labels: Himpunan Puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment