Assalamualaikum wbt
Memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita adalah satu sifat terpuji. Malah ia termasuk salah satu cara mendidik rohani ke arah yang yang lebih baik dan sihat. Jika kita terus menyimpan rasa marah atau benci dalam hati tanpa memberi maaf, maka ianya memberikan tekanan kepada jiwa kita. Ia juga mungkin akan bertukar menjadi dendam yang akan menjauhkan lagi hati kita dari rasa tenang. Kerana itu berusahalah untuk memaafkan apa sahaja kesalahan orang lain terhadap kita. Memang bukanlah suatu perkara yang mudah untuk memberi kemaafan. Terutamanya jika kesalahan yang dilakukan besar, berulang-ulang dan memberikan kesan luka yang mendalam kepada hati kita.
Tetapi kita kena pandang ke arah yang baik. Banyak ganjaran baik yang dijanjikan Allah kepada orang yang memaafkan orang lain. Dan Allah juga akan memaafkan dosa kita. Bukankah itu yang kita harapkan? Dalam al-Quran terdapat lebih kurang 34 kali sebutan perkataan maaf (afw). Itu menunjukkan ianya adalah suatu hal yang agak besar.
Berkata al-Ahnaf, maksudnya: Berhati-hatilah kamu dari merasa memaafkan itu denda dan menanggungnya (tidak memberi maaf) adalah peluang. Maksudnya, awasilah hati kita jangan sampai merasa memberi maaf kepada orang lain adalah satu kesalahan, satu kelemahan atau satu kekalahan. Kemudian kita rela menanggung perasaan marah atau dendam. Kita sanggup menyimpan perasaan itu walaupun kita tahu ia beban yang bakal merosakkan diri kita.
Jadi, ingatlah memaafkan kesalahan orang bukan setakat suatu sifat terpuji yang diajar oleh Allah dan Rasulnya SAW, yang disediakan pahala dan ganjaran yang banyak, tetapi ia juga merupaka suatu sifat yang menyihatkan jiwa dan fizikal kita. Insya Allah dengan memberi maaf kita akan terhindar dari tekanan perasaan dan kita juga akan terhindar dari sebarang konflik. Sama ada konflik dalaman atau luaran dengan orang lain.
Di antara ayat al-Quran yang menyebut tentang memberi maaf ialah;
"Maka Dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu Wahai Muhammad), Engkau telah bersikap lemah-lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan pengikutmu), dan kalaulah Engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari kelilingmu. oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan Yang mereka lakukan terhadapmu), dan pohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermesyuaratlah Dengan mereka Dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu. kemudian apabila Engkau telah berazam (Sesudah bermesyuarat, untuk membuat sesuatu) maka bertawakalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang Yang bertawakal kepadaNya" [ali Imran: 159]
0 comments:
Post a Comment