Kawan-kawanku yang dikasihi
semalam kita bertemu kembali memadu
ketika matari tersangkut di bumbung Utusan
kita tidak menerima apa yang ada
yang dinyanyikan dari hati berani
dengan tangan erat pada keyakinan terpahat.
Lagu kita telah mulai terpancar
ah, anak-anak manisnya menjenguk keluar
di luar udara basah dalam matari bersinar
semua antara kita lagunya seluruh sedar.
Apakah ini derita diri dalam mimpi
atau kenyataan pahit menjepit
pada lena yang membunuh kehidupan manusia
sama-sama kita rangkul menguji diri.
Kawan-kawanku yang dikasihi
di belakang duri di depan api
kita tidak bisa undur lagi
duri dan api, tajam panasnya kita hadapi.
Semalam dan hari ini kita diukir sejarah
di mana air mata tidak akan menitik tumpah
sebab kebulatan ikrar tak akan berubah
apa saja kita tidak akan menyerah.
Oleh: Usman Awang.
(Catatan pertama Pemogokan Utusan Melayu)
1961
semalam kita bertemu kembali memadu
ketika matari tersangkut di bumbung Utusan
kita tidak menerima apa yang ada
yang dinyanyikan dari hati berani
dengan tangan erat pada keyakinan terpahat.
Lagu kita telah mulai terpancar
ah, anak-anak manisnya menjenguk keluar
di luar udara basah dalam matari bersinar
semua antara kita lagunya seluruh sedar.
Apakah ini derita diri dalam mimpi
atau kenyataan pahit menjepit
pada lena yang membunuh kehidupan manusia
sama-sama kita rangkul menguji diri.
Kawan-kawanku yang dikasihi
di belakang duri di depan api
kita tidak bisa undur lagi
duri dan api, tajam panasnya kita hadapi.
Semalam dan hari ini kita diukir sejarah
di mana air mata tidak akan menitik tumpah
sebab kebulatan ikrar tak akan berubah
apa saja kita tidak akan menyerah.
Oleh: Usman Awang.
(Catatan pertama Pemogokan Utusan Melayu)
1961
0 comments:
Post a Comment